ASAL
USUL BANGSA TURKI
Di
wilayah yang disebut dengan Turkistan yang terbentang dari dataran tinggi
Mongolia dan Cina Utara di bagian Timur, hingga Qazwin di sebelah Barat, dan
dari lembah Siberia di sebelah Utara hingga anak benua India dan Persia di
sebelah Selatan, berdiam suku Al-‘Ghizz[1] dan kabilah-kabilahnya
yang besar. Mereka dikenal dengan sebutan Turk.[2]
Kabilah-kabilah
ini kemudian melakukan migrasi besar-besaran dan negerinya pada paruh kedua
abad ke-6 M ke Asia Tengah. Beberapa sejarawan menyebutkan beberapa sebab
migrasi itu. Sebagian memandang bahwa kepindahan tersebut didorong oleh adanya
faktor ekonomi, kemarau panjang, dan banyaknya keturunan mereka, telah
menyebabkan mereka merasa tidak nyaman berada di negeri asalnya, sehingga
mereka melakukan migrasi untuk mencari rumput dan padang, serta kehidupan yang
lebih baik.[3]
Sedangkan
sebagian yang lain berpendapat, bahwa migrasi itu terjadi karena faktor
politik, mengingat kabilah ini mendapat ancaman keras dari beberapa kabilah
yang berjumlah lebih besar dan dengan kekuatan yang lebih besar pula, yaitu
kabilah mongolia. Tekanan inilah yang memaksa mereka harus melakukan hijrah
untuk mencari tempat lain dan mereka meninggalkan tanah tempat tinggal mereka
untuk mencari rasa aman dan tempat tinggal yang mapan.[4] Pendapat ini dikatakan
oleh Dr. Abdul Latif Abdullah bin Dahisy.[5]
Kabilah
migran ini terpaksa menuju ke arah Barat dan berhenti di pinggiran sungai
Jaihun, kemudian untuk beberapa lama tinggal di Thibristan dan Jurjan.[6] Dengan demikian mereka
dekat dengan wilayah-wilayah kekuasaan Islam yang sebelumnya ditaklukkan kaum
muslimin, setelah peperangan Nahawand dan setelah jatuhnya pemerintahan Sasanid
di Persia pada tahun 21 H/641 M.[7]
[1] Tarikh
At-Turk fi Asia Al-Wushtha, Bartould, terjemahan Ahmad Al-Ied, hlm. 106
[2] Akhbarul
Umara’ Wal Muluk Al Saljuqiyah yang ditahqiq oleh Dr. Muhammad Nuruddin.
[3] Qiyamud
Daulat Al-Utsmaniyah, hlm.8
[4] Kitab
As-Suluk, Ahmad Al-Maqrizi, Juz I Bagian I, hlm. 3
[5] Qiyamud
Daulat Al-Utsmaniyyah, Dr. Abdul Latif Dahisy, hlm. 8
[6] Al-Kamil
fit Tarikh, Juz 8 hlm. 22
[7] Nahawand,
oleh Syauqi Abu Khimil, hlm. 55-70
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan masukkan untuk blog ini.